Belum sempurna nikmatnya merokok, jika belum mencoba tembakau Senang. Setidaknya begitulah ungkapan mereka yang pernah mencoba menghisap tembkau yang satu ini. Tembakau Senang memang jadi buah bibir penikmat kretek di Lombok, bahkan yang datang dari luar daerah. Tembakau Senang sulit didapat dan harganya juga terhitung mahal. Satu tumpi atau sekitar setengah kilogram dijual Rp.150-200 ribu. Kalau anda mencarinya ke pasar-pasar tradisional, kemungkinan besar tak ada.
Lalu dimana kita bisa dapatkan Tembakau Senang? Bertandanglah ke Desa Suntalangu, Kecamatan Suela, Lombok Timur, persisnya di Kampung Senang, disanalah tembakau Senang bisa ditemukan. Jumlahnya memang tak banyak, dari sekitr 1.500 warga desa Suntalangu yang menjadi petani, tak sampai separuhnya yang menanam Tembakau Senang. Umumnya mereka nemanam jenis tembakau rakyat yang lebih murah dan mudah. Semisal Tembakau kasturi, tembakau kuning jenis escort tu vroka, dan tembakau hitam yang harganya rata-rata b
erkisar antara Rp.10-60 ribu setiap tumpi.
Desa Suntalangu memang beda, ketika desa-desa lainnya banyak menanam tembakau Virginia, justru di suntalangu tak ada yang menanamnya. Tak jelas benar mengapa begitu, yang pasti desa di ujung timur Lombok itu terkenal dengan semerebak tembakau Senang. Biasanya pada musim panen tembakau, agustus sampai Oktober setiap tahunnya, sekitar 75 persen lahan persawahan di sana berubah fungsi menjadi perkebunan tembakau.
Sudah lumrah jika kita dapati orang-orang Lombok, terutama di pedesaan kemana-mana membawa segenggam tembakau dengan dompet bekas perhiasan ataupun kresek kecil yang dilengkapi dengan kertas rokok dan korek api. Mereka mahir memilin tembakau rajangan yang disulut dengan korek api bersumbu kapuk berminyak tanah. Asap yang mengepul menebarkan aroma khas, tercium dari jarak sepuluh meter. Saat duduk berkumpul. Bekerja di sawah atau lading, di kebun, atau dimana saja, jari tangan mereka bisa dipastikan menjepit sebatang rokok pilitan.
Zaman terus bergerak, modernissi tak mungkin dibendung. Namun, kearifan local, termasuk Tembakau Senang miliki rakyat tetap selalu punya tempat di hati penikmat kretek sejati.
Lalu dimana kita bisa dapatkan Tembakau Senang? Bertandanglah ke Desa Suntalangu, Kecamatan Suela, Lombok Timur, persisnya di Kampung Senang, disanalah tembakau Senang bisa ditemukan. Jumlahnya memang tak banyak, dari sekitr 1.500 warga desa Suntalangu yang menjadi petani, tak sampai separuhnya yang menanam Tembakau Senang. Umumnya mereka nemanam jenis tembakau rakyat yang lebih murah dan mudah. Semisal Tembakau kasturi, tembakau kuning jenis escort tu vroka, dan tembakau hitam yang harganya rata-rata b
erkisar antara Rp.10-60 ribu setiap tumpi.
Desa Suntalangu memang beda, ketika desa-desa lainnya banyak menanam tembakau Virginia, justru di suntalangu tak ada yang menanamnya. Tak jelas benar mengapa begitu, yang pasti desa di ujung timur Lombok itu terkenal dengan semerebak tembakau Senang. Biasanya pada musim panen tembakau, agustus sampai Oktober setiap tahunnya, sekitar 75 persen lahan persawahan di sana berubah fungsi menjadi perkebunan tembakau.
Sudah lumrah jika kita dapati orang-orang Lombok, terutama di pedesaan kemana-mana membawa segenggam tembakau dengan dompet bekas perhiasan ataupun kresek kecil yang dilengkapi dengan kertas rokok dan korek api. Mereka mahir memilin tembakau rajangan yang disulut dengan korek api bersumbu kapuk berminyak tanah. Asap yang mengepul menebarkan aroma khas, tercium dari jarak sepuluh meter. Saat duduk berkumpul. Bekerja di sawah atau lading, di kebun, atau dimana saja, jari tangan mereka bisa dipastikan menjepit sebatang rokok pilitan.
Zaman terus bergerak, modernissi tak mungkin dibendung. Namun, kearifan local, termasuk Tembakau Senang miliki rakyat tetap selalu punya tempat di hati penikmat kretek sejati.

0 Response to "Kenikmatan Tembakau Senang "
Posting Komentar